Hexcape yang merupakan salah satu karya yang dikembangkan oleh lima orang mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya dan satu orang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Tiga dari anggota team merupakan mahasiswa Informatika (IMT) Universitas Ciputra Surabaya yang. baru menyelesaikan tugas akhirnya dan akan diwisuda pada bulan Oktober 2023. Tem ini terbentukpada Apple Developer Academy @ UC dimana karya mereka merupakan final challenge dari program prestisius kerjasama Universitas Ciputra Surabaya dengan Apple inc. Karya terbaik ini juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Apple Developer Academy Catalyst yang eksklusif. Karya yang menyajikan sebuah game yang inovatif dengan grafis cantik ini nampaknya meraih perhatian media masa untuk diulas. Simak tulisan detik.com di bawah ini.

Team Pengembang Hexcape:

  • Charisel Christian Limantara (International Business Management – IBM 19)
  • Michelle Alexandra Dinata (Informatika – IMT 19)
  • Tinara Nathania Wiryonoputro (Informatika – IMT 19)
  • Marshall Ovierdo Kurniawan (Informatika – IMT 19)
  • Cindy Cecilia Kim (Visual Communication Design – VCD 19)
  • Clarence (ITS INFORMATIKA 19)

Hexcape, Game Besutan Cah Surabaya yang Siap Mendunia

Baca artikel detikinet, “Hexcape, Game Besutan Cah Surabaya yang Siap Mendunia” selengkapnya https://inet.detik.com/cyberlife/d-6476184/hexcape-game-besutan-cah-surabaya-yang-siap-mendunia.

Jakarta – Hexcape menjadi salah satu aplikasi yang mendapatkan spotlight saat acara kelulusan Apple Developer Academy belum lama ini. Aplikasi berbasis board game yang memadukan online dan offline ini dibuat bocah-bocah asal Surabaya dan siap mendunia.

Charisel Lim, manajer proyek sekaligus designer 3D tim, mengungkap Hexcape merupakan tantangan terakhir sebelum lulus Apple Developer Academy. Idenya muncul saat waktu senggang di sela-sela istirahat makan siang, mereka kerap mengisi dengan bermain board game.

Charisel dan tim menyadari sejumlah board game, seperti ulang tangga dan monopoli, tidak seseru Mobile Legends atau sejenisnya. Sebab tidak ada efek 3D, suara, serta penampilan kereka karakter dalam game.

Tapi di lain sisi, game online tidak memberikan interaksi langsung.

“Kalau mau game offline bisa tatap muka dengan teman, jadi jauh lebih dekat, bonding-nya lebih terasa,” ungkap Charisel.

Berangkat dari kegelisahan tadi, Charisel dan tim coba menggabungkan dua konsep menjadi satu. Tapi mereka tidak ingin membuat board game online sekadarnya, mereka bertekad bikin yang istimewa.

“Kami tidak ingin membuat board game yang biasa-biasa. Kami coba pakai teknologi di Apple paling canggih yang bisa dapat dan pelajari, serta dapat diaplikasikan pada aplikasi game online offline,” ujar alumnus Universitas Ciputra Surabaya ini.

Dimulailah pengembangan, tim yang terdiri dari enam orang ini mengawalinya dengan perencanaan, mulai dari background cerita, pemilihan sistem dan teknologi yang hendak digunakan hingga alur cerita.

Tak disangka proses ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, padahal mereka dihadapkan deadline yang sempit. Tantangan makin menjadi setelah mengetahui proses pembuatan kartu memakan waktu yang panjang.

“Kami sering gagal di awal masa pembuatan. Di situ dapat banyak masalah. Kami bahkan sampai lembur membuat ilustrasi 54 kartu, semuanya digambar sendiri pakai tangan,” tutur Charisel.

“Jadi dari segi pembuatan kartu intensif, begitu pula penggambaran visual kartunya. Codingnya juga luar biasa advance, karena pakai teknologi canggih jadi perlu belajar.”

“Jadi di final challange ini kami benar-benar ditempa dari semua angle, mulai dari projeknya akan seperti apa, alur cerita hingga desain. Semuanya ini bikin kami ditempa untuk belajar di situ.”

Untungnya Charisel dan teman satu timnya doyan main game. Jadi semua tantangan tadi tidak dianggap beban berat. Malah mereka mengaku bersemangat menjalani setiap prosesnya.

“Jujur kami semuanya sangat bersyukur meskipun merasa kerja kerasnya setiap hari. Kami senang banget dan puas sama hasilnya karena semua orang yang sudah mencoba game kami terpukau,” ujarnya.

“Banyak yang awalnya stres main game kami. Tapi kalau sudah memecahkan teka-teki pada senang banget,” tambah Charisel.

Hexcape Siap Mendunia
Hexcape menyatukan hal terbaik dari game online dan offline dengan meningkatkan konsep board game tradisional melalui teknologi. Memanfaatkan kartu fisik, peta, dan iPhone, pemain dijanjikan dapat melakukan petualangan yang mendebarkan, menghanyutkan diri dalam dunia 360 derajat yang disempurnakan oleh Augmented Reality, serta berinteraksi dengan elemen interaktif 3D.

Permainan ini memakan waktu 45-70 menit. Setiap pemain akan mendapatkan satu kartu, lalu mengikuti alur cerita.

Pemain harus bisa memecahkan teka-teki dan puzzle, serta meningkatkan keahlian berpikir kritis mereka sambil menikmati kisah menarik yang terinspirasi oleh mitologi Yunani.

“Hexacpe menceritakan seorang perempuan yang ingin menjadi demigod. Dia meminta ke Zeus yang membuatnya harus mengerjakan beberapa tugas. Satu kali jalan, pemain akan mendapatkan banyak rintangan yang harus diselesaikan satu per satu,” jelas Charisel

Lebih lanjut diungkap, setiap kartu menyimpan teka-teki yang siap memeras otak. Pemain disarankan untuk berpikir out of the box untuk memecahkannya.

“Kadang orang stuck karena berpikir clue-nya hanya ada di sisi kanan kiri mereka. Padahal bisa di atas, bawah dan belakang,” ungkap Charisel.

Kendati Hexcape merupakan tugas akhir di Apple Developer Academy, Charisel dan tim siap mengembangkan lebih lanjut dan akan membawa ke dunia.

“Tentu pasarnya awalnya Indonesia. Tapi kami mengincar pasar luar negeri, terutama Amerika Serikat. Karena yang paling semangat bermain board game dari luar negeri,” ujarnya.

Rencana awal mereka akan mencari pendanaan di Kickstarter untuk mencari pembeli sekaligus pihak yang mem-backup Hexcape. Bila berhasil mengumpulkan dana, mereka akan mulai memproduksi massal kartu-kartunya.

Impian besarnya Hexcape akan dikembangkan ke banyak cerita dan dihadirkan di banyak negara. Tak hanya itu, aplikasinya akan mengadopsi teknologi Apple terbaru sehingga memberikan pengalaman yang lebih maksimal.

“Semoga bisa terwujud,” harap Charisel.

Baca artikel detikinet, “Hexcape, Game Besutan Cah Surabaya yang Siap Mendunia” selengkapnya https://inet.detik.com/cyberlife/d-6476184/hexcape-game-besutan-cah-surabaya-yang-siap-mendunia.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/