Transportasi Umum Kurang Disukai Dibanding Transportasi Pribadi?

Kota-kota besar di Indonesia masih memiliki banyak permasalahan. Salah satunya terkait dengan lalu lintas dan transportasi. Kemacetan terjadi dimana-mana dikarenakan banyaknya orang yang masih menggunakan mobil atau motor pribadi, padahal pemerintah kota sudah menyediakan beberapa fasilitas publik seperti bus umum, kereta api, angkot dan bahkan kapal. Mengapa masyarakat masih memilih kendaraan pribadi dibandingkan trasportasi umum?

Di luar kenyamanan, masalah utama dari transportasi umum adalah ketepatan waktu. Bayangkan saja jika anda ingin pergi ke kantor dan anda sudah dengan sengaja pergi lebih cepat untuk menaiki angkot, sayangnya angkot tersebut sebelum melewati anda ia harus ngetem di beberapa tempat dan ia berjalan lamban untuk mencari pengguna. Pada akhirnya angkot tersebut menjemput anda akan tetapi anda harus terlambat karena angkotnya telat datang. Tentunya hal ini kurang nyaman bagi penggunanya. Bus kota meskipun sudah memiliki bus stop masih bisa terlambat. Sebagai contoh, bus Damri yang terdapat di Bandung dinilai tidak memuaskan dalam hal persepsi pengguna terhadap kinerja waktu tempuh, Kinerja buruk ini sangat dipengaruhi oleh factor rute yang dilalui merupakan jalan beraktifitas tinggi dan sering macet, serta perilaku awak kendaraan yang ngetem sembarangan (Sony et al., 2012).

Transportasi Umum Seperti Di Singapore

Salah satu solusi yang menarik dapat kita contoh dari Singapore. Meskipun Indonesia belum memiliki LRT ataupun MRT sebagai transportasi umum utama, Singapore memiliki sistem pelacakan transportasi yang membantu baik pengguna dan pengelola transportasi umum. Dengan ini pihak pengelola dapat mengawasi pergerakan angkutan umum dan mentertibkan awak angkutan umum yang dinilai bermasalah. Sistem cukup sederhana, hanya dengan memasang GPS pada setiap angkutan umum dan membuat aplikasi yang melacak dan menganalisa tingkat kesibukan dan mendeteksi keterlambatan.

My Transport Singapore App

My Transport Singapore App. Source: https://itunes.apple.com/eg/app/mytransport-singapore/id480951210

Sistem dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang tentunya mempermudah masyarakat seperti memiliki pos-pos pemberhentian online yang resmi atau langsung berbentuk aplikasi mobile. Sebagai contoh, masyarakat yang ingin naik angkot, tinggal menginstall aplikasi langsung mengetahui trayek-trayek yang ada di kota dimana mereka tinggal. Untuk sistem transportasi sekarang yang tidak memiliki pos pemberhentian tetap, penumpang bisa mengejar angkot tersebut dengan melihat aplikasi. Penumpang juga bisa “membook” atau menotifikasi awak yang ada di trayek tersebut untuk menjemputnya (dengan asumsi penumpang berada di jalur trayek dan pemerintah belum menyediakan pos stop yang layak). Selain itu aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai media penghubung antara pengguna dan pengelola seperti, call center, emergency, atau kritik dan saran bahkan keluhan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan transportasi yang digunakan.

Selain membantu masyarakat, aplikasi ini dapat digunakan pemerintah kota sebagai media untuk menginkatkan awareness kepada masyarakat mengenai ketersediaan transportasi umum yang telah disediakan. Sistem pelacakan juga dapat di implementasi pada BRT yang sudah berjalan seperti transjakarta, pengguna dapat mengetahui posisi bus di berbagai trayek dan menotifikasi pengelola jika ada keluhan secara langsung.

Harapan Pengembangan Transportasi Umum

Harapan dari sistem aplikasi ini adalah dapat meningkatkan kualitas layanan dari segi ketepatan waktu dan membantu pengelola untuk mengawasi trayek-trayek yang sedang berjalan selain itu dapat sebagai bahan penelitian bagi pengelola untuk menentukan rute-rute baru dan menghapus rute yang tidak perlu.

MRT di Singapore yang juga didambakan di kota-kota besar Indonesia

MRT di Singapore yang juga didambakan di kota-kota besar Indonesia, selain Jakarta yang saat ini dalam proses pembangunan.

Peningkatan kualitas dari segi transportasi dan infrastruktur tetap tidak bisa lepas dari tangan pemerintah. Beberapa kebijakan yang mendukung untuk meningkatkan kualitas layanan dapat dikembangkan. Berbagai kebijakan yang dapat diimplementasikan antara lain: pemberian sanksi tegas bagi awak yang ngetem sembarangan dan tidak tepat waktu, mengembangkan transportasi umum terintegrasi dan nyaman misalnya berupa BRT, MRT dan LRT, dan berbagai kebijakan lainnya. Selain itu juga dapat dilaksanakan pembuatan halte yang nyaman dan aman, menindak pelanggaran transportasi umum berhenti di sebarang tempat , penelitian dan pengembangan rute yang dibutuhkan masyarakat, penerapan sistem pembayaran digital seperti E-Toll untuk semua transportasi umum, serta utamanya meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan untuk kendaraan umum di Indonesia.

written by: Bobby Pehtrus – mahasiswa Informatika (IMT) UC angkatan 2016