Bekerjasama dengan Apple Developer Academy @ UC, program Studi Informatika memberikan bekal kepada mahasiswa semester 4 untuk mengembangkan aplikasi IOS Apple. Aplikasi yang dikembangkan akan dapat dijalankan pada perangkat mobile Apple, termasuk di antaranya di iPhone maupun iPad. Sebagai pengajar selain dosen program studi, juga didampingi oleh mentor Apple Developer Academy. Peserta adalah mahasiswa yang terdaftar pada mata kuliah Advanced Mobile Apps Developer atau Pengembangan Aplikasi Mobile Tingkat Lanjut.

Sebagai salah satu fasilitas yang diberikan, mahasiswa selama mengikuti mata kuliah ini akan dapat memanfaatkan laptop Macbook yang disediakan oleh Telkom Indonesia dan Apple Developer Academy. Hal ini sebagai salah satu wujud implementasi kerjasama School of Information Technology UC dengan Telkom Indonesia.

Mahasiswa yang menyelesaikan mata kuliah ini diharapkan akan dapat mengembangkan aplikasi yang berbobot dan inovatif apabila nantinya bergabung di Apple Developer Academy. Selain itu tentunya skill  atau keahlian mengembangkan aplikasi untuk platform IOS ini sangat menguntungkan untuk dikuasai, mengingat langkanya pengembang aplikasi untuk sistem operasi besutan Apple di Indonesia. Padahal dunia Industri sangat membutuhkan keahlian ini.

Pada tanggal 9 bulan 6 lalu, hasil karya mahasiswa yang mengikuti program dan mata kuliah ini dipamerkan untuk mendapatkan feedback atau masukan dari para dosen. Acara ini menarik minat bebeberapa wartawan untuk meliput, dan liputan yang dimuat dapat dilihat di bawah ini.

Semoga mata kuliah memberikan bekal yang kuat bagi para mahasiswa untuk karir mereka ke depan.

Written by: SEW 2020613

Liputan Media

Suara Surabaya Media

Mahasiswa Universitas Ciputra Membuat 14 Aplikasi Berbasis iOS

Universitas Ciputra sebagai satu-satunya Apple Developer Academy (ADA) di Kota Surabaya, telah mendampingi 60 mahasiswanya menelurkan 14 aplikasi berbasis iOS.

Mychael Maoeretz Engel, dosen pengampu mata kuliah Mobile Application Development ingin mengajak para mahasiswanya untuk memanfaatkan peluang di era kecanggihan teknologi 4.0.

Sejak semester 4, Universitas Ciputra sudah mengajarkan materi iOS Development pada mahasiswa Jurusan Informatika.

“Kebutuhan Aplikasi di iOS tinggi, namun developer iOS masih sangat kurang, hal ini adalah peluang sekaligus tantangan kita untuk mempersiapkan mahasiswa yang mumpuni dibidang itu”, terangnya.

iOS adalah sistem operasi eksklusif yang dirancang khusus untuk digunakan di produk iPhone dari Apple. Sedangkan Android adalah sistem operasi buatan Google yang bisa digunakan oleh berbagai merk smartphone.

Pada 2014 aplikasi di Android tumbuh lebih dari 50 perse hingga mengalahkan jumlah aplikasi yang ada di App Store milik Apple.

Ketimpangan ini dilirik oleh Universitas Ciputra sebagai peluang emas.

“Standar industri pun sekarang sudah mulai bergeser ke iOS,” imbuhnya.

Adapun aplikasi berbasis iOS Development yang telah dikembangkan oleh Mahasiswa Ciputra ini salah satunya adalah Holiyay, karya dari Nur Azizah, Nathanael Abel, Probo Krishnacahya, dan Haning Galih.

“Aplikasi tersebut dibuat untuk memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk tujuan wisata di kota tertentu,” terang Nathael.

Sebuah aplikasi yang membantu pengguna untuk memilih destinasi liburan yang telah terintegrasi dengan layanan booking langsung, menginformasikan akses jalan dan harga tiket. Holiyay menjadi semacam intenerary perjalanan yang seru.

Tak hanya Holiyay, ada juga aplikasi Floo untuk mengeksplorasi dan mencatat resep makanan secara interaktif. Lalu ValoGent sebagai aplikasi yang memberi info list agent games Valorant dan masih banyak lagi. Hal ini memang sejalan dengan komitemen dari Aplle Industry.

Perlu diketahui, Apple mendirikan pusat pengembangan di Indonesia untuk memenuhi persyaratan konten lokal bagi produk 4G LTE yang diedarkan di Indonesia.

Per 2017, semua perangkat 4G LTE yang beredar di Indonesia termasuk ponsel pintar, harus memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimum 30 persen.

Apple berkomitmen untuk menanamkan modal US$44 juta atau sekitar Rp638 miliar di Indonesia dalam wujud tiga akademi pengembang untuk mendapatkan sertifikat TKDN perangkat ponsel pintar sebesar 30%.

Universitas Ciputra terpilih menjadi akademi Apple kedua di level nasional setelah Binus University dan masih menjadi satu-satunya di Surabaya sejak 2018 lalu.(tha/iss/rst)

Source: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2022/mahasiswa-universitas-ciputra-membuat-14-aplikasi-berbasis-ios/

Harian Bhirawa

Penuhi Kebutuhan Industri, UC Siapkan Pengembangan Aplikasi iOS

Pengembangan aplikasi IOS di Indonesia masih cukup rendah. Padahal kebutuhan untuk posisi ini cukup tinggi. Masih 10% tenaga develop iOS dibanding develop android. Padahal kedua developmen software ini sangat dibutuhkan oleh industri. Karena itu, melalui kolaborasi School of Information Technology SIFT Universitas Ciputra (SIFT UC) dan Apple Developer Academy, para mahasiswa semester VI diminta membuat projek aplikasi berbasis iOS. Project ini hasil penerapan metode Challenge Base Learning.
Dosen pengampu mata kuliah Advance Mobile Application Development School Of Information Technology (SIFT) UC Mychael Maoeretz Engel ini mengatakan, project aplikasi berbasis iOS ini sebagai pembekalan bagi mahasiswa sebelum mengikuti rekrutmen kelas Apple Developer Academy. Apalagi, standar industri saat ini sudah mulai bergeser ke iOS.

“Kebutuhan Aplikasi di iOS cukup tinggi. Tapi masih sangat kurang. Ini adalah peluang sekaligus tantangan kita untuk mempersiapkan mahasiswa yang mumpuni dibidang itu,” terang Mychael, Kamis (9/6). Dalam pengerjaan project ini, pembekalan melibatkan mentor dari Apple Developmen Academy (ADA) yang secara langsung membimbing mahasiswa dalam mengerjakan projectnya, juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman untuk langsung belajar pada ahlinya. “Mahasiswa di support oleh ADA bukan hanya dalam hal pengajar, namun juga dipebolehkan menggunakan device berbasih iOS dalam prosesnya,” tambah Mychael.

Sementara itu, Dekan School of Technology sekaligus Direktur ADA, Dr Trianggoro Wiradinata aplikasi yang dihasilkan mahasiswa semester 4 ini melebihi ekspektasi yang diharapkan. “Awalnya kami berharap mahasiswa mengenal dasarnya, kemudian bisa mendesain saja. Namun ternyata dengan metode Challenge Base Learning yang dipakai oleh mentor ADA, ternyata mahasiswa mampu mendevelop aplikasi dengan baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Tri sapaan akrabnya menyebut keterserapan lulusan SIFT di industri cukup tinggi. Hampir mencapai 70% lulusan bekerja di industru dengan fokus pekerjaan developmen iOS. Sisanya, para mahasiswa fokus oada pengembangan aplikasi yang dibuat sebelumnya dengan mendirikan startup. Sementara 10% lainnya, studi lanjut.
“Para mahasiswa memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri. Salah satu kesiapan ini melalui ADA. Di UC setiap tahun kami buka untuk 100 orang mengikuti ADA. Sebanyak 70 dari mahasiswa. Dan 30 lainnya untuk umum, dibina selama satu tahun untuk program 10 bulan,” tandasnya.

Script Logic Lebih Mudah Aplikasi iOS
Pengembangan aplikasi iOS dinilai lebih mudah dibanding pengembangan aplikasi android. Hal ini diungkapkan mahasiswa semester 4 Justin Ja. Pada projek ini, Justin Ja bersam Kenny Jinhiro, Kevin Sander dan Dabiv Christian membuat aplikasi bernama Floo. Aplikasi berbasis iOS ini untuk mengeksplorasi dan mencatat resep makanan dan minuman. Setidaknya ada lebih dari 5000 macam jenis makanan di dunia.
Tak hanya itu, aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur. Seperti penyimpanan resep bagi user, nama makanan, penjelasan makanan, keterangan gizi, bahan-bahan yang dibutuhkan dan langkah-langkah pembuatannya.

“Berbeda dengan aplikasi masakan lainnya yang kebanyakan menyediakan resep saja, aplikasi kami resep bisa disimpan. Mengupload video masak pribadi juga lebih aneka ragam resep masakannya,” jelas Justin. Diakui Justin, pengembangan aplikasi baik berbasis iOS ataupun Android memiliki perbedaan script yang cukup jauh. Mulai dari tata User Interface (UI) hingga cara pengambilan data internet yang cukup berbeda.
“Disisi lain android lebih muda menata UI, kalau logic atau scrip lebih muda iOS,” terangnya. Meski begitu, Justin mengatakan jika pengolahan data dari internet menjadi kesulitan karena kebanyakan menyesuaikan data. Kedepan, aplikasi yang dibuat selama 3 minggu itu, akan dikembangkan dengan menggunakan data bersifat lokal (database).

Tim mahasiswa lain, yang beranggotakan Nur Azizah, Nathanael Abel, Probo Krishnacahya, Haning Galih membuat aplikasi Holiyay. Aplikasi untuk merencakan liburan ini dibuat karena tren perkembangan masyarakat saat ini, lebih banyak melakukan liburan. “Aplikasi tersebut dibuat untuk memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk tujuan wisata di kota tertentu,” ujar Nathael. Lebih lanjut, aplikasi berbasis iOS itu selain berisi rekomenasi juga berisi informasi wisata. Misalnya informasi wisata Gunung Bromo dam booking tanggal untuk liburan. “Kedepan kita akan lengkapi dengan fitur budget dan pengembanga tempat wisata terdekat di wisata tujuan,” tandasnya.

Sumber: https://www.harianbhirawa.co.id/penuhi-kebutuhan-industri-uc-siapkan-pengembangan-aplikasi-ios/

Jatim Now

Surabaya – Kelompok mahasiswa semester 4 Universitas Ciputra Surabaya mengembangkan aplikasi berbasis iOS yang berfungsi untuk mengeksplorasi dan mencatat resep masakan dan minuman dari seluruh penjuru dunia.

Aplikasi dengan nama Floo itu bisa menyimpan 5000 item lokasi eksplorasi maupun menu. Aplikasi itu dikembangkan oleh Justin Ja, Kenny Jinhiro, Kevin Sander dan Dabiv Christian, dalam projek pengembangan tenaga development IOS atas kerjasama School of Information Technology SIFT Universitas Ciputra (SIFT UC) dan Apple Developer Academy.

Justin mengatakan, aplikasi ini juga dilengkapi berbagai fitur, seperti penyimpanan resep bagi user, nama makanan, penjelasan makanan, keterangan gizi, bahan-bahan yang dibutuhkan dan langkah-langkah pembuatannya.

“Berbeda dengan aplikasi masakan lainnya yang kebanyakan menyediakan resep saja, aplikasi kami resep bisa disimpan. Meng-upload video masak pribadi juga lebih aneka ragam resep masakannya,” jelas Justin, Jumat (10/6/2022).

Diakui Justin, pengembangan aplikasi baik berbasis iOS ataupun Android memiliki perbedaan script yang cukup jauh. Mulai dari tata User Interface (UI) hingga cara pengambilan data internet yang cukup berbeda.

“Di sisi lain, Android lebih muda menata UI, kalau logic atau scrip lebih muda iOS,” terangnya.

Meski begitu, Justin mengatakan jika pengolahan data dari internet menjadi kesulitan karena kebanyakan menyesuaikan data. Ke depan, aplikasi yang dibuat selama tiga minggu itu, akan dikembangkan dengan menggunakan data bersifat lokal (database).

Tim mahasiswa lain, yang beranggotakan Nur Azizah, Nathanael Abel, Probo Krishnacahya, Haning Galih membuat aplikasi Holiyay. Aplikasi untuk merencakan liburan ini dibuat karena tren perkembangan masyarakat saat ini, lebih banyak melakukan liburan.

“Aplikasi tersebut dibuat untuk memberikan rekomendasi kepada masyarakat untuk tujuan wisata di kota tertentu,” terang Nathael.

Dia menambahkan, aplikasi berbasis iOS itu selain berisi rekomenasi juga berisi informasi wisata. Misalnya informasi wisata Gunung Bromo dan booking tanggal untuk liburan.

“Ke depan kita akan lengkapi dengan fitur budget dan pengembanga tempat wisata terdekat di wisata tujuan,” tandasnya.

Sementara dosen pengampu mata kuliah Advance Mobile Application Development School Of Information Technology (SIFT) UC Mychael Maoeretz Engel mengatakan, para mahasiswa semester 4 diminta membuat projek aplikasi berbasis iOS. Projek ini hasil penerapan metode Challenge Base Learning.

Projek aplikasi berbasis iOS ini juga sebagai pembekalan bagi mahasiswa sebelum mengikuti rekrutmen kelas Apple Developer Academy. Apalagi, standar industri saat ini sudah mulai bergeser ke iOS.

“Kebutuhan aplikasi di iOS cukup tinggi. Tapi masih sangat kurang. Ini adalah peluang sekaligus tantangan kita untuk mempersiapkan mahasiswa yang mumpuni dibidang itu,” terang Mychael.

Dalam pengerjaan projek ini, pembekalan melibatkan mentor dari Apple Developmen Academy (ADA) yang secara langsung membimbing mahasiswa dalam mengerjakan projectnya, juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman untuk langsung belajar pada ahlinya.

“Mahasiswa di support oleh ADA bukan hanya dalam hal pengajar, namun juga dipebolehkan menggunakan device berbasih iOS dalam prosesnya,” tambah Mychael.

Dekan School of Tecnologi sekaligus Direktur ADA, Dr. Trianggoro Wiradinata menambahkan, aplikasi yang dihasilkan mahasiswa semester 4 ini melebihi ekspektasi yang diharapkan.

“Awalnya kami berharap mahasiswa mengenal dasarnya, kemudian bisa mendesain saja. Namun ternyata dengan metode Challenge Base Learning yang dipakai oleh mentor ADA, ternyata mahasiswa mampu mendevelop aplikasi dengan baik,” tuturnya.

Trianggono menyebut, keterserapan lulusan SIFT di industri cukup tinggi. Hampir mencapai 70 persen lulusan bekerja di industri dengan fokus pekerjaan developmen iOS. Sisanya, para mahasiswa fokus pada pengembangan aplikasi yang dibuat sebelumnya dengan mendirikan startup. Sementara 10 persen lainnya, studi lanjut.

“Mereka (para mahasiswa) memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri. Salah satu kesiapan ini melalui ADA. Di UC setiap tahun kita buka untuk 100 orang mengikuti ADA. 70 dari mahasiswa. 30 lainnya untuk umum, dibina selama 1 tahun untuk program 10 bulan,” tandasnya.

Sumber: https://jatimnow.com/baca-46145-mengenal-aplikasi-floo-dan-holiyay-karya-mahasiswa-universitas-ciputra-surabaya