Meet the Technopreneur 3: Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio

Pada tanggal 16 April 2016 telah diselenggarakan acara Meet The Technopreneurs 3. Acara yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Ciputra ini merupakan salah satu aktivitas untuk mata-kuliah Technopreneurship 1 yang saat dini diasuh oleh David Boy Tonara, salah seorang dosen Teknik Informatika UC.

Stephanus Eko Wahyudi (Kaprodi Teknik Informatika UC), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), dan David Boy Tonara (Dosen Teknik Informatika UC - MIS, Mentor Start Surabaya)

Stephanus Eko Wahyudi (Kaprodi Teknik Informatika UC), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), dan David Boy Tonara (Dosen Teknik Informatika UC – MIS, Mentor Start Surabaya)

Pembicara yang hadir di acara Meet the Technopreneurs 3 ini adalah Arief Widhiyasa, Co-Founder sekaligus berperan sebagai CEO Agate Studio, sebuah developer video game yang berasal dari kota kembang Bandung. Pemuda yang berasal dari Singaraja Bali ini, merupakan salah satu motor studio game yang dikembangkannya bersama belasan rekannya 7 tahun lalu.

Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio

Arief Widhiyasa, CEO Agate Studio

Forbes 30 Under 30 merupakan penghargaan yang diberikan untuk orang yang berpengaruh di berbagai bidang yang dikembangkan oleh Forbes. Pada masing-masing bidang dicantumkan daftar 30 orang yang dianggap memiliki peran penting pada bidang bersangkutan yang berusia di bawah 30 tahun.

Forbes merupakan sebuah majalah bisnis dwi-mingguan yang diterbitkan di Amerika. Fokus materi dari majalah ini adalah pada topik keuangan, industri, investasi, dan pemasaran. Selain itu beberapa bidang lain juga tidak ketinggalan mendapatkan perhatian, antara lain di bidang teknologi, komunikasi, ilmu pengetahuan, dan hukum.

Arief terpilih menjadi salah satu penerima Forbes 30 Under 30 Asia untuk kategori Consumer Technology. Di kategori yang memiliki tagline “Turning smartphones into life’s remote control” ini Arief bersanding antara lain dengan Kevin Aluwi (Co-founder dan CFO Go-jek), Benny Fajarai (Founder Kreavi.com), Jinha Lee (Head of Interaction Group, Samsung Electronics), Taichi Murakami (President dan Founder – Livesense), dan berbagai nama lain.

Forbes 30 Under 30

Forbes 30 Under 30

 

Suka Duka Membangun Studio Game Sekelas Agate Studi0

Agate Studio merupakan salah satu studio yang meski secara resmi berdiri pada tahun 2009, namun mulai dibangun sejak para foundernya masih berada di bangku kuliah pada tahun 2007. Dengan jumlah founder sebanyak 18 orang, studio ini semula hanya merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki passion di bidang game sehingga rela berkorban bekerja tanpa mengenal lelah dan tidak memperhitungkan masalah upah maupun gaji.

Arief Widhiyasa On Stage Auditorium UC

Arief Widhiyasa On Stage Auditorium UC

Studio yang dibentuk dengan modal sekitar 130 juta rupiah dari hasil patungan para foundernya, melakukan kesalahan pertama dengan menghabiskan hampir seluruh investasi mereka pada sewa kantor yang sangat luas dan melebihi kebutuhan awal. Berangkat dari hal itu mereka bertekat untuk tidak hanya menguasai sisi teknis, namun juga tidak mau melewatkan mempelajari seluk-beluk dunia bisnis.

Berbagai buku bisnis maupun manajemen mereka lalap, dimana setiap minggu secara rutin setiap member membaca dan mensharingkan buku yang telah mereka baca. Hasilnya dalam waktu yang singkat hampir seluruh buku bisnis maupun manajemen yang tersedia di toko buku telah tuntas mereka baca.

Berbagai karya awal mereka memenangkan berbagai perlombaan maupun kompetisi, dan menjadi modal mereka untuk bersaing secara professional di dunia game development. Pada tahun 2016 ini, Agate Studio merayakan ulang-tahun mereka yang ke-7 dengan cara yang spektakuler. Ulang tahun kali ini dirayakan dengan acara syukuran untuk kantor baru yang mereka tempati, sekaligus mengumumkan investasi sebanyak US$ 1 juta yang mereka dapatkan dari Maloekoe Ventures. Harun Hajadi, Managing Director Grup Ciputra merupakan salah satu founding partner dari Maloekoe Ventures.

Investasi Maloekoe Ventures sebesar US$ 1 juta untuk Agate Studio, tampak di gambar salah satu karya Agate Studio yang paling populer: Football Saga

Investasi Maloekoe Ventures sebesar US$ 1 juta untuk Agate Studio, tampak di gambar salah satu karya Agate Studio yang paling populer: Football Saga

Di akhir sesi Arief memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan memberikan tipsnya. Kesempatan ini tidak disiasiakan oleh beberapa peserta yang begitu antusias menanyakan berbagai hal dalam seluk-beluk industri game.

Arief Widhiyasa berfoto bersama panitia dan sebagian peserta

Arief Widhiyasa berfoto bersama panitia dan sebagian peserta

Mini Gathering bersama Arief Widhiyasa

Acara ini kemudian dilanjutkan dalam bentuk makan siang bersama dan berdiskusi mengenai trend dunia game dan peluang bagi para startup untuk mengembangkan dirinya dalam industri yang terus berkembang dengan pesat ini. Arief juga mengungkapkan bahwa persaingan di industri ini semakin lama semakin ketat, dan dibutuhkan tekad dan semangat yang tinggi untuk terus belajar dan berkembang. Tidak ketinggalan pula diskusi mengenai kesempatan magang bagi para mahasiswa UC yang memiliki passion di bidang game development. Acara makan siang yang dihadiri oleh beberapa dosen dan salah satu CEO salah satu studio game yang meroket di tahun 2015, Eka Pramudita Muharmam – CEO dari Mojiken Studio.

Makan Siang bersama sekaligus networking bersama Arief Widhiyasa

Makan Siang bersama sekaligus networking bersama Arief Widhiyasa

Tidak puas berbincang di makan siang bersama, acara masih dilanjutkan kembali di salah satu coffee shop yang terletak di Surabaya Barat. Kali ini turut bergabung adalah Tedo Salim, founder sekaligus CEO dari Alkemis Studio, studio game yang juga berkembang tidak kalah pesatnya dalam merupakan satu-satunya studio game di Surabaya yang mendapatkan funding dari Venture Capital. Berbagai topik seputar investasi di dunia game development dibicarakan dengan seru di sini.

Mini networking: Stephanus Eko Wahyudi (UC), Tedo Salim (CEO Alkemis Studio), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), dan Eka Pramudita Muharram (CEO Mojiken Studio) di salah satu coffee shop.

Mini networking: Stephanus Eko Wahyudi (UC), Tedo Salim (CEO Alkemis Studio), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), dan Eka Pramudita Muharram (CEO Mojiken Studio) di salah satu coffee shop.

 

written by:
20160422 SEW