Menurut saya wirausaha atau entrepreneurship berbeda jauh dari sekadar berjudi atau untung-untungan

Menurut saya wirausaha atau entrepreneurship berbeda jauh dari sekadar berjudi atau untung-untungan

Dalam kesempatan Kuliah Umum di Prasetiya Mulya yang lalu,
seorang mahasiswa bertanya pada saya: Apa bedanya seorang  entrepreneur
dari spekulan Pertanyaannya sangat bagus dan menurut saya wirausaha atau
entrepreneurship berbeda jauh dari sekadar berjudi atau untung-untungan
(spekulasi). Spekulan tidak memiliki dasar perhitungan yang baik
sementara entrepreneur, seperti sudah saya lakukan, harus berani
mengambil risiko tetapi yang sudah terukur. Itu bedanya.

Masih
tentang spekulasi, saya kemudian teringat dengan sebuah pengalaman saat
masih mengerjakan proyek Ancol, kami menggunakan jasa konsultan.
Konsultan ini memberikan vonis bahwa proyek di Ancol itu tidak feasible,
atau tidak bisa dilaksanakan. Saya kemudian datang menemui Pak Ali
Sadikin Gubernur DKI Jakarta saat itu. Saya berkata padanya agar
diperbolehkan untuk tetap membangun Ancol meski dari sudut pandang
konsultan tidak mungkin sukses. Saya yakin bahwa proyek itu mungkin dan
akan sukses nantinya. Akhirnya saya mengatakan pada gubernur Ali Sadikin
bahwa jika kerugian terjadi karena proyek itu, saya akan menanggungnya
sendiri tetapi jika untung, akan dibagi rata. Saya pinjam dana dengan
jaminan pribadi termasuk rumah saya saat itu.

Hal yang
sama juga terjadi saat saya hendak membangun proyek-proyek kawasan
properti lain seperti Pondok Indah dan Bumi Serpong Damai (BSD). Pihak
lain mengatakan tidak feasible tetapi saya berkeyakinan kuat bahwa pasti
bisa.

Dan semua itu didorong bukan oleh spekulasi
tetapi naluri yang terasah dari pengalaman dan banyak hal lainnya yang
didapatkan selama berentrepreneurship. Karena itulah, saya selalu
menyarankan untuk memulai sedini mungkin berwirausaha, karena naluri itu
akan terasah dengan sendirinya saat kita mempraktikkan
entrepreneurship.

Sekali-kali rugi wajar saja bagi entrepreneur.
Saya juga pernah rugi berbisnis. Saya rugi saat membangun BSD.
Sederhananya, saya pinjam dana tetapi saya tidak bisa mengembalikan.
Untuk menutupi kerugian itu, akhirnya saya terpaksa menjual saham saya
di BSD. Kini saham saya tinggal sedikit di BSD. Itulah dinamika
perjalanan seorang entrepreneur.

 

http://www.ciputraentrepreneurship.com/pemikiran-ciputra/entrepreneur-berbeda-dari-spekulan