Mixed method research adalah pendekatan penelitian yang menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan. Metode penelitian ini mengkombinasikan kelebihan dari metode kuantitatif dan kualitatif dengan tujuan untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti.

Metode kuantitatif menggunakan data numerik dan statistik untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Metode ini cocok untuk menjawab pertanyaan apa yang terjadi, mengapa sesuatu terjadi, dan bagaimana sesuatu terjadi.

Metode kualitatif, di sisi lain, menggunakan data non-numerik seperti teks, audio, atau video untuk memahami fenomena yang terjadi. Metode ini cocok untuk menjawab pertanyaan mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana sesuatu terjadi.

Penelitian dengan Mixed method mengkombinasikan kedua metode tersebut untuk menghasilkan data yang lebih lengkap dan mendalam. Misalnya, peneliti dapat menggunakan metode kuantitatif untuk mengumpulkan data numerik tentang fenomena yang diteliti, dan kemudian menggunakan metode kualitatif untuk memahami lebih dalam mengapa fenomena tersebut terjadi dan bagaimana fenomena tersebut terjadi. Dengan demikian, metode penelitiin ini dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti.

Sejarah Penelitian dengan Mixed Method

Metode penelitian ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh peneliti sosial seperti John Creswell dan Anselm Strauss.

Pada awalnya, metode ini lebih difokuskan pada penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan dalam satu studi penelitian. Namun, seiring berkembangnya waktu, metode ini mulai dianggap sebagai pendekatan penelitian yang terpisah dan independen yang memiliki prinsip-prinsip dan teknik sendiri.

Mixed method research mulai mendapat perhatian yang lebih besar pada tahun 1990-an, karena banyak peneliti mulai menyadari bahwa pendekatan ini dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti. Saat ini, mixed method research telah menjadi pendekatan penelitian yang umum digunakan dalam berbagai bidang ilmu, termasuk sosiologi, psikologi, pendidikan, dan lainnya.

Kisah Sukses Penggunaan Mixed Method Research

Salah satu contoh kisah sukses penggunaan mixed method research adalah studi penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Carolina Utara pada tahun 2015. Peneliti tersebut menggunakan mixed method research untuk meneliti pengaruh program intervensi terhadap kemampuan sosial anak usia prasekolah.

Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data numerik tentang kemampuan sosial anak-anak, serta melakukan observasi partisipatif untuk memahami lebih dalam mengenai kemampuan sosial anak-anak dan bagaimana program intervensi mempengaruhinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program intervensi yang diterapkan secara signifikan meningkatkan kemampuan sosial anak-anak. Peneliti dapat menarik kesimpulan ini dengan menggabungkan data numerik yang diperoleh dari kuisioner dengan data non-numerik yang diperoleh dari observasi partisipatif.

Dengan demikian, penggunaan mixed method research dapat membantu peneliti untuk menghasilkan hasil yang lebih akurat dan terpercaya serta memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti.

Kriteria utama

Kriteria utama fenomena yang bisa diteliti dengan metode penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Fenomena yang kompleks: Metode Mixed Method cocok untuk meneliti fenomena yang kompleks yang memiliki banyak aspek dan dimensi. Metode kuantitatif dan kualitatif dapat digunakan secara bersamaan untuk menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena tersebut.
  2. Fenomena yang memiliki banyak interpretasi: cocok untuk meneliti fenomena yang memiliki banyak interpretasi dan dianggap subjektif. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami lebih dalam mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana sesuatu terjadi, sementara metode kuantitatif dapat digunakan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.
  3. Fenomena yang tidak dapat diukur secara langsung: cocok untuk meneliti fenomena yang tidak dapat diukur secara langsung dengan menggunakan data numerik. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengumpulkan data non-numerik yang dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena tersebut.
  4. Fenomena yang membutuhkan pemahaman yang lebih dalam: cocok untuk meneliti fenomena yang membutuhkan pemahaman yang lebih dalam mengenai apa yang terjadi, mengapa sesuatu terjadi, dan bagaimana sesuatu terjadi. Metode kualitatif dapat digunakan untuk memahami lebih dalam mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana sesuatu terjadi, sementara metode kuantitatif dapat digunakan untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.

Keunggulan penggunaan Penelitian dengan Mixed Method

Ada beberapa keunggulan dari metode ini, di antaranya:

  1. Gambaran yang lebih lengkap dan mendalam: Mixed method research mengkombinasikan kelebihan dari metode kuantitatif dan kualitatif, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti.
  2. Kemampuan untuk menguji hipotesis: Metode kuantitatif memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis dan menarik kesimpulan, sementara metode kualitatif memungkinkan peneliti untuk memahami lebih dalam mengapa sesuatu terjadi dan bagaimana sesuatu terjadi. Dengan demikian, mixed method research dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat dan terpercaya.
  3. Kemampuan untuk mengkonfirmasi atau memperkuat hasil: Mixed method research dapat memperkuat atau mengkonfirmasi hasil yang diperoleh dari metode kuantitatif atau kualitatif dengan menggunakan metode yang berbeda. Ini akan membantu peneliti untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti.
  4. Kemampuan untuk mengelola ketidakpastian: Mixed method research memungkinkan peneliti untuk mengelola ketidakpastian yang terkait dengan has

Kelemahan penggunaan Penelitian dengan Mixed Method

Beberapa kelemahan dari metode penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Kompleksitas: Seringkali metode penelitian ini lebih kompleks dibandingkan dengan penelitian yang hanya menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif saja. Peneliti harus memahami kedua metode tersebut secara mendalam serta mengelola data yang dihasilkan dari kedua metode tersebut secara bersamaan.
  2. Biaya: Mixed method research seringkali lebih mahal dibandingkan dengan penelitian yang hanya menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif saja. Peneliti harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mengumpulkan data dari kedua metode tersebut secara bersamaan.
  3. Waktu yang diperlukan: Metode penelitian ini juga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan penelitian yang hanya menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif saja. Peneliti harus mengeluarkan waktu yang lebih banyak untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data dari kedua metode tersebut secara bersamaan.
  4. Kesulitan dalam menarik kesimpulan: Metode penelitian ini dapat menyulitkan peneliti untuk menarik kesimpulan yang pasti karena peneliti harus mempertimbangkan data dari kedua metode tersebut secara bersamaan. Peneliti harus memahami keterbatasan dan kelebihan dari kedua metode tersebut sebelum menarik kesimpulan.
  5. Kesulitan dalam menulis laporan: Mixed method research juga dapat menyulitkan peneliti dalam menulis laporan karena peneliti harus menyajikan data dari kedua metode tersebut secara bersamaan dan mempertimbangkan keterbatasan dan kelebihan dari kedua metode tersebut.

Generated by chatGPT