Teori Warna merupakan teori yang berguna dalam pengembangan elemen multimedia, khususnya berupa image atau video. Simak artikel ini untuk belajar tentang Teori Warna.

Teori Warna Additive vs Substractive

Pada penggunaan perangkat lunak komputer, seringkali kita dibingungkan dengan adanya mode warna. Ada 2 mode warna yang seringkali didengar, yaitu: CMYK dan RGB. Mode mana yang harus digunakan untuk pembuatan brosur, dan yang mana yang harus digunakan untuk pembuatan sebuah aplikasi multimedia? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas pada artikel ini.

Warna Additive (Penambahan)

Penglihatan manusia dapat melihat jutaan warna yang berbeda, dimana masing-masing  warna tersebut merupakan campuran dari panjang gelombang warna tertentu. Penglihatan  manusia adalah berdasarkan pada “trichromatic theoryyang menyatakan  bahwa semua warna bisa dihasilkan dengan mencampur  3 buah warna utama atau warna dasar.

Cahaya Langsung (Direct Light) adalah sinar yang terlihat apabila manusia melihat langsung ke sumber cahaya, misalnya: matahari, lampu neon, televisi, atau monitor komputer. Tiga buah warna utama pada cahaya langsung adalah warna: Merah (Red), Hijau (Green), Biru (Blue) atau biasanya disingkat dengan RGB. Variasi yang diperoleh dengan menambahkan tiap elemen warna dari ketiga warna utama ini dapat menghasilkan hampir semua warna yang dapat dilihat oleh manusia. Karena warna yang dihasilkan merupakan hasil penambahan ketiga warna utama dalam intensitas yang berbeda, maka jenis warna ini disebut sebagai warna Additive (Penambahan).

Selain tiga buah warna tersebut, masih terdapat beberapa warna pelengkap (complementary colors) yang dihasilkan dengan mencampur 2 buah warna utama dengan perbandingan yang sama: pencampuran warna merah dengan warna biru akan menghasilkan warna ungu (magenta), merah dengan hijau akan menghasilkan warna kuning (yellow), warna biru dengan hijau akan menghasilkan warna cyan. Pencampuran 3 warna dengan perbandingan yang sama akan menghasilkan variasi warna abu-abu. Apabila sebuah warna tidak mengandung ketiga warna utama, maka akan dihasilkan warna hitam, sedangkan apabila ketiga warna utama dicampur dengan intensitas penuh, maka akan dihasilkan warna putih.

Warna Substractive (Pengurangan)

Pada dasarnya manusia jarang melihat ke sumber cahaya. Biasanya manusia melihat cahaya yang dipantulkan oleh benda. Sebenarnya benda tidak mempunyai warna, tetapi karena permukaan dari benda akan memantulkan beberapa panjang gelombang warna serta menyerap beberapa panjang gelombang tertentu, maka benda tersebut akan kelihatan berwarna.

Pemantulan dan penyerapan sinar untuk menghasilkan warna tertentu inilah yang  disebut dengan warna Substractive (Pengurangan). Misalkan saja kita mempunyai benda yang berwarna merah, maka yang sebenarnya terjadi adalah, benda tersebut memantulkan panjang gelombang warna merah dan menyerab semua panjang gelombang warna lainnya.

Jenis warna substractive digunakan apabila gambar yang dibuat akan diimplementasikan menggunakan media yang bukan merupakan sumber cahaya, misalnya pada dunia percetakan, dimana hasil desain gambar akan dicetak pada kertas – yang pada dasarnya memantulkan sinar seperti kertas.

Warna substractive mempunyai 3 warna utama (primary substractive color): Cyan , Magenta, Yellow yang biasa disingkat CMY. Pada warna substractive, apabila ada 2 warna utama yang dicampur dengan intentitas yang sama, maka akan menghasilkan warna seperti terlihat pada gambar berikut.

Warna Additive dan Substractive

Warna Additive dan Substractive

Persepsi Warna

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, manusia melihat warna berdasarkan warna penambahan atau pengurangan. Namun, selain itu ada beberapa parameter teori warna lain yang perlu untuk diperhatikan berkaitan dengan warna, yaitu Brightness, Hue, Saturation.

  • Hue– merupakan parameter yang menentukan spectral warna yang dipilih, yang terdiri dari merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu. Pada umumnya hue digambarkan dalam sebuah lingkaran yang disebut color wheel. Pada Photohop, fitur ini disebut color picker – seperti terlihat pada di bawah. Penggunaannya agak sedikit berbeda, dimana penggambarannya tidak berupa lingkaran, tapi persegi empat dengan sebuah vertical bar, yang memungkinkan desainer untuk memilih warna dengan lebih presisi lagi. Pemilihan hue pada Photoshop dilakukan dengan menggunakan vertical bar pada bagian tengah color picker tersebut.
  • Saturation– menentukan kuantitas dari hue yang diberikan pada sebuah gambar. Sebuah cahaya yang tidak mempunyai saturation berarti tidak mempunyai warna, dan biasa disebut achromatic. Penentuan saturation pada Photoshop dilakukan dengan memindahkan pointer, yang berbentuk lingkaran yang ada pada area bujur sangkar, ke kiri dan ke kanan. Jangkauan untuk saturation adalah 0 – 100, di mana paling kiri bernilai 0 dan paling kanan bernilai 100.
  • Brightness– untuk menentukan seberapa terang atau gelap sebuah gambar. Brightness, atau biasa disebut juga dengan lightness, bisa dikatakan merupakan variasi dari keabuabuan, mulai dari putih sampai hitam. Pada gambar hitam-putih, brightness merupakan satu-satunya parameter warna. Penentuan brightness pada Photoshop dilakukan dengan memindahkan pointer, yang berbentuk lingkaran yang ada pada area bujur sangkar, ke atas dan ke bawah. Jangkauan untuk saturation adalah 0 – 100, di mana paling bawah bernilai 0 dan paling atas 100.
Photoshop Color Picker

Photoshop Color Picker

Model-Model Warna Pada Komputer

Pada bagian teori warna sebelumnya telah dibahas macam-macam model warna yang tergantung dari apakah cahaya yang dilihat oleh manusia berasal dari pantulan atau langsung dari sumber cahaya. Pada aplikasinya di komputer, terdapat berbagai macam model warna lain, selain RGB dan CMY yang telah disinggung, antara lain HSB, HSV dan sebagainya. Namun pada umumnya hampir semua model warna tersebut menggunakan 3 komponen warna yang dapat diatur untuk merepresentasikan sebuah warna tertentu. Pada bagian ini kita akan mempelajari lebih lanjut masing-masing model warna yang dikenal di komputer.

  • RGB– Dengan menggunakan model warna RGB, pemakai dapat mengatur masing-masing komponen warna merah, hijau, atau biru, dengan mengatur tembakan elektron ke layar monitor. Dengan model warna ini, warna yang diatur oleh pemakai akan mendekati yang diinginkan. Namun ada satu permasalahan, dimana pada dunia yang sebenarnya, manusia akan kesulitan untuk mendapatkan warna tertentu yang diinginkannya, karena diharuskan untuk mengatur 3 komponen warna, bukannya 1.
  • CMYK– Format ini merupakan salah satu standar untuk dunia percetakan, dengan menggunakan 4 komponen warna. Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai komponen warna CMY, namun apabila anda perhatikan ternyata pada dunia percetakan dimunculkan komponen warna yang ke-4, yaitu blacK. Komponen hitam (K), dimunculkan, karena pada sistem warna CMY, untuk menghasilkan sebuah warna hitam dibutuhkan intensitas yang tinggi dari ketiga komponen warna CMY. Tentunya dengan memunculkan komponen hitam, maka akan menghemat tinta, dan memungkinkan penggunaan berbagai jenis kertas.
  • HSB / HLS– Model warna HSB, singkatan dari Hue, Saturation, dan Brightness,  merupakan model warna yang dibuat berdasarkan persepsi manusia terhadap warna. Selain disebut dengan HSB, seringkali model warna ini juga disebut dengan model HLS, yang merupakan singkatan dari Hue, Lightness, dan Saturation. Brightness menentukan banyaknya cahaya yang masuk ke mata manusia. Hue menentukan spektral warna apa yang ditampilkan, sedangkan Saturation adalah banyaknya Hue yang diberikan pada Brightness. Penggunaan model warna ini sangat praktis, dan memudahkan dalam memilih warna tertentu yang diinginkan, karena pemakai hanya diharuskan untuk memilih warna dengan mengatur 1 parameter. Biasanya model warna ini pada aplikasinya digabungkan dengan model RGB. Warna yang telah dipilih kemudian akan diubah menjadi model RGB pada saat ditampilkan di layar.
  • HSV– Kepanjangan dari HSV adalah Hue, Saturation, dan Value. Model warna HSV ini serupa dengan model HSB. Perbedaan di antara keduanya adalah pada model warna HSV, tingkatan dari masing-masing direpresentasikan dengan menggunakan persentase.
  • PANTONE– Model warna ini sering juga digunakan pada berbagai perangkat lunak untuk pengeditan gambar. PANTONE merupakan standar warna yang sering digunakan untuk menghasilkan sebuah cetakan dengan hasil yang benar-benar akan sesuai dengan keinginan designer, karena setiap warna dalam model PANTONE, yang jumlahnya ribuan, mempunyai sebuah nomer yang unik, dimana penomeran ini merupakan standar yang telah diakui oleh dunia.
  • Bitmap- 2 warna (hitam/putih).
  • Grayscale– Merupakan warna dengan 256 macam warna dengan derajat keabu-abuan yang berbeda.

Resolusi Warna

Faktor lain adalah berkaitan dengan resolusi warna. Peralatan tidak terlalu menjadi masalah berkaitan dengan faktor ini, mengingat bahwa hampir semua monitor yang ada saat ini sudah mampu untuk menampilkan warna 24-bit (true color). Namun perlu diperhitungkan bahwa semakin tinggi resolusi warna-nya maka ukuran file akan menjadi semakin besar, sedangkan mata manusia hanya bisa membedakan sekitar 8 juta warna.

Teori Warna pada Graphic Design

Belajar graphic design? tentunya perlu belajar bagaimana menggunakan warna dalam graphic design. Silahkan simak video berikut ini:

 

Semoga bermanfaat!

written by: SEW 20200212