Tech In Asia, salah satu media massa online yang memfokuskan pemberitaan terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi, kembali menyelenggarakan conference di Jakarta pada tahun 2016 ini. Selain Tech In Asia 2016 Jakarta, conference tahunan ini juga diselenggarakan di beberapa negara seperti Singapore, Bangalore, dan Tokyo. Acara yang berlangsung pada tanggal 16-17 November 2016 ini kembali diselenggarakan di Balai Kartini.

Tag Tech In Asia Jakarta 2016 sebagai pass masuk selama 2 hari

Tag Tech In Asia Jakarta 2016 sebagai pass masuk selama 2 hari

Sekitar 5200 orang yang hadir di acara yang berlangsung selama dua hari mulai pk 09:00-17:00 ini. Acara ini dihadiri oleh perusahaan, investor, startups, dan tidak ketinggalan juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Beberapa mahasiswa maupun alumni dari Teknik Informatika program Information & Multimedia Technology (IMT) dan program Management Information System (MIS) tampak pula secara antusias mengikuti berbagai sesi yang dilaksanakan.

Acara digelar di berbagai stage berbeda di Tech In Asia 2016 Jakarta, yaitu: Main Stage, Developer Stage, Finance Stage, Product Stage, Startup 101 Stage, dan Marketing Stage. Main Stage yang merupakan panggung utama dipenuhi dengan sesi berbagai para CEO dan founder berbagai startups top di Indonesia, termasuk beberapa startup Indonesia yang telah memasuki kategori Unicorn, yaitu: Tokopedia dan GoJek.

Teknik Informatika UC tampil di big screen Tech In Asia Jakarta 2016 Main Stage

Teknik Informatika UC tampil di big screen Tech In Asia Jakarta 2016 Main Stage

Kategori Unicorn merupakan kategori startup yang tertinggi ditinjau dari segi pendanaan. Salah satu kriteria adalah pendanaan yang melibihi 1 milliar dolar (Rp. 13 triliun lebih pada saat artikel ini ditulis) yang diterima oleh startup tersebut. Di Indonesia sendiri 3 startup sudah disebut-sebut mendapatkan pendanaan lebih dari angka tersebut dan berhak mengantungi sebutan Unicorn Startup, yaitu: Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.

Pada hari pertama Tech In Asia 2016 berbagai pembicara mengungkapkan gagasannya. Willix Halim – COO Bukalapak merupakan salah satu pembicara yang ditunggu-tunggu. Tahun ini Willix Halim yang sebelumnya menetap di Australia mengejutkan dunia startup Indonesia dengan memutuskan untuk memperkuat jajaran pimpinan salah satu digital marketplace terbesar di Indonesia: Bukalapak. Dikenal sebagai posisinya sebagai Growth Hacker di Freelancer.com, Willix diharapkan akan dapat meningkatkan performa dari Bukapak. Pada Tech In Asia dia mengungkapkan bahwa data merupakan faktor penting yang harus diperhatikan untuk dapat menentukan berbagai strategi marketing yang dapat ditempuh oleh sebuah startup.

Willix Halim, COO Bukalapak dalam sesi Tech In Asia Jakarta 2016 Main Stage

Willix Halim, COO Bukalapak dalam sesi Tech In Asia Jakarta 2016 Main Stage

Di hari kedua, acara semakin memanas, dengan kehadiran berbagai CEO dari Startup yang meraup kesuksesan dalam beberapa tahun terakhir. Sebut saja Gojek dan Tokopedia, dua nama yang makin mendunia dalam dunia startups. Hal ini terlihat dengan banyaknya orang yang menunggu dibukanya Main Stage bahkan 30 menit sebelum dibuka. Mereka nampak begitu antusiasnya untuk mengikuti sesi pertama yang akan menghadirkan Nadiem Makarim – CEO dari Gojek.

Hari kedua Tech In Asia Jakarta 2016

Hari kedua Tech In Asia 2016 Jakarta di Balai Kartini

Antrian masuk ke Main Stage sebelum sesi Fireside Chat with Nadiem Makarim di Main Stage TIA Jkt 2016

Antrian masuk ke Main Stage sebelum sesi Fireside Chat with Nadiem Makarim di Main Stage TIA Jkt 2016

Sesi Nadiem Makarim dipandu oleh David Corbin – head of content strategy for Tech in Asia (TIA). Melalui pertanyaan dan pancingan “nakal” dari David, Nadiem mengungkapkan berbagai strategi pengembangan GoJek dan juga strategi pembentukan team di GoJek. Dalam pembicaraan ini Nadiem menyatakan 2 produk baru dari GoJek yang saat ini diunggulkan, yaitu GoPay dan GoPulsa. GoPay saat ini merupakan salah satu yang menjadi tumpuan dari GoJek untuk memupuk kesetiaan pengguna jasa GoJek, serta tentunya memudahkan transaksi di GoJek. GoPay akan menjadi “pelumas” untuk pengembangan bisnis GoJek termasuk penambahan fitur-fiturnya.

Selain mendiskusikan mengenai produk unggulan baru GoJek, David Corbin juga memfokuskan sesi selama 45 menit ini dengan pertanyaan seputar bagaimana membangun team yang solid termasuk mengembangkan leadership stafnya. David mengawali dengan pertanyaan terkait dengan team IT developement GoJek yang baru saja mengakuisi team dari India. Menurut Nadiem, tidak ada sebutan team Indonesia maupun team India, keduanya merupakan satu kesatuan yang bersama-sama mengembangkan Gojek.

Terkait dengan sumber daya manusia yang unggul yang diharapkan oleh Nadiem untuk bergabung menjadi team di GoJek, dia mengatakan bahwa untuk menjadi sebuah Talent yang berkualitas, dibutuhkan kemauan dan keinginan untuk terus belajar secara terus-menerus hal yang baru. Hal ini juga merupakan salah satu tuntutan utama di dunia IT yang bergerak secara cepat dengan berbagai teknologi barunya.

Fireside Chat with Nadiem Makarim (CEO Gojek) dipandu David Corbin

Fireside Chat with Nadiem Makarim (CEO Gojek) dipandu David Corbin

Menurut Nadiem ada 4 kualitas yang dibutuhkan dari sebuah Leader di GoJek, yang juga dapat diterapkan di perusahaan modern lainnya. Faktor pertama adalah Intelectual Curiosity, dimana yang bersangkutan haruslah berupa pribadi yang harus akan pengetahuan dan merupakan seorang yang bisa memecahkan masalah secara kretif. Faktor kedua adalah berupa Security, dimana seseorang harus merasa aman dalam pekerjaan, tidak merasa terancam oleh siapapun. Courage merupakan faktor ketiga yang menuntut seseorang untuk berani mengambil resiko, berani gagal, dan bahkan berani mengatakan tidak kepada atasan apabila memang menurutnya demikian. Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah Get Along, kemampuan untuk bisa berhubungan dengan rekan kerja maupun team sebagai teman di luar area pekerjaan.

William Tanuwidjaya CEO dan Founder Tokopedia di Main Stage

William Tanuwidjaya CEO dan Founder Tokopedia di Main Stage

Nadiem juga menekankan bahwa di masa ini, pekerja yang meninggalkan sebuah perusahaan merupakan hal yang lumrah dan tidak perlu menjadi perhatian yang utama dari perusahaan. Menurut dia, jenjang jabatan tidaklah penting lagi, dimana yang terpenting adalah memberikan penghargaan yang lebih bagi yang berprestasi, serta memberikan tanggung-jawab yang lebih besar lagi bagi mereka. Kemampuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lebih penting dari posisi seseorang pada organisasi di mana mereka berada.

Bersama Rico Satria Chandra, Founder dan CEO Plaza Kamera salah satu startup sukses yang berasal dari Surabaya , di sela-sela acara padat Tech In Asia Jakarta 2016

Bersama Rico Satria Chandra, Founder dan CEO Plaza Kamera salah satu startup sukses yang berasal dari Surabaya , di sela-sela acara padat Tech In Asia Jakarta 2016

Selain sesi seminar yang demikian menariknya, di Tech In Asia 2016 juga terdapat beberapa area lain seperti Speed Dating, Bootstrap Alley, dan juga Sponsor Booth. Di Speed Dating area para startups mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Capital Ventures untuk menyampaikan solusi yang dikembangkannya dan mencari kesempatan pendanaan. Ratusan startup yang mengikuti antrian untuk mengikuti speed dating yang dibatasi selama 5 menit untuk setiap startup ini.

Di Bootstrap Alley, ditemui lebih dari 100 startup perharinya, dimana peserta hari pertama berbeda dengan hari kedua. Pada hari kedua, salah satu dosen dari Teknik Informatika program Management Information System (MIS) David Boy Tonara unjuk gigi dengan menampilkan startupnya yang diberi nama Tavest di Bootstrap Alley.

Tavest at Tech In Asia 2016, kiri: David Boy Tonara (MIS UC, CEO & Founder), kanan: Albert (co-founder)

Tavest at Tech In Asia 2016, kiri: David Boy Tonara (MIS UC, CEO & Founder), kanan: Albert (co-founder)

Akhirnya hari kedua Tech In Asia ditutup dengan Arena, dimana 7 startup terpilih dari ratusan startup yang mengikuti Bootstrap Alley berkesempatan untuk mempresentasikan ide bisnisnya di hadapan 5 juri berpengalaman dan ratusan peserta conference. Adapun para juri adalah Adrian Li, founder dan managing partner Convergence Ventures; Dave Ng, principal B Capital Partners; Edward Chamdani, managing partner Ideosource; dan Oko Davaasuren, regional director (Southeast Asia) Techstars.

Keluar sebagai pemenang adalah Horsepower, sebuah startup yang berasal dari Philipines. Jorge “Jojy” Azurin yang sebelumnya merupakan director for continental Asia pada sebuah freelancing marketplace yang bernama Freelancer membentuk perusahaan ini bersama co-foundernya Diego Ramos. Horsepower yang dalam Tech In Asia 2016 ini menjadi juara dan berhak atas hadiah sebesar USD 5.000 ini merupakan sebuah situs yang menawarkan paket asuransi yang terjangkau untuk dimanfaatkan oleh para orang yang bekerja sendiri maupun untuk Usaha Kecil Menengah untuk memberikan perlindungan kesehatan bari para pekerjanya.

Horsepower, Tech In Asia Jakarta 2016 Arena winner (pic courtesy of Tech In Asia)

Horsepower, Tech In Asia Jakarta 2016 Arena winner (pic courtesy of Tech In Asia)

Akhirnya usai sudah Tech In Asia 2016 Jakarta, sampai jumpa lagi di tahun depan!

 

written by:
SEW 20161123

 

About Tech In Asia (TIA)
http://www.techinasia.com

At Tech in Asia, you can keep abreast of the latest news, share your own thoughts, and find talent or jobs best suited to your needs. Connect with startups, investors, corporates and more, at our annual conferences held in Singapore, Bangalore, Tokyo, and Jakarta.

With an ever-growing team of close to 100 based all across Asia and the US, spanning editorial, events, research, and recruitment functions, we are fully dedicated to bringing Asia’s tech community closer together (read about our culture here).

Above all, we want to give you a voice with our platform and facilitate meaningful discussions that would otherwise only take place offline. Anyone willing to add value to Asia’s tech community is able and welcome to join in the conversation.