ArtScience Museum, Singapore – apakah tempat ini layak atau perlu dikunjungi?

Di mana letak ArtScience Museum?

Pada tanggal 21-25 Januari 2019, saya berkesempatan untuk mengunjungi negara Singapura sebagai salah satu peserta program ekskursi studi Universitas Ciputra program studi Teknik Informatika (IMT). Selama berkunjung ke negeri Singa ini ada satu tempat yang paling ingin saya kunjungi, yaitu Art Science Museum yang terletak pada 6 Bayfront Ave, yaitu di area Marina Bay Sands.

Peta ArtScience Museum Singapore (courtesy Google Maps)

Peta ArtScience Museum Singapore (courtesy Google Maps)

Berapa biaya mengunjungi ArtScienceMuseum

Museum ini berada di sebuah gedung yang memiliki bentuk yang unik, yaitu seperti bunga yang berwarna putih. Untuk menikmati museum ini kami harus membayar SGD14 yang merupakan rate untuk mahasiswa. Bagi peserta umum, biayanya sedikit lebih mahal, namun tersedia juga promo potongan apabila menggunakan metode pembayaran tertentu. Biaya yang harus dibayar dapat dilihat langsung pada websitenya, yang dapat diakses melalui alamat: https://id.marinabaysands.com/museum/ticketing.html.  Pada saat kami kunjungi, ada beberapa pameran yang sedang berlangsung, dan yang kami kunjungi adalah pameran Future World : Where Art Meets Science.

Future World : Where Art Meets Science

ArtScience Museum: Flower

ArtScience Museum: Flower

Saat memasuki tempat tersebut, hanya gelap gulita yang menyelimuti mata, tentunya bingung dong? Tetapi setelah berjalan beberapa langkah dan masuk lebih dalam, baru kita bisa melihat mengapa ia memiliki slogan “Where Art Meets Science”. Tempat ini berhasil membuat tempat hiburan yang memadukan berbagai macam warna, seni dan objek beserta teknologi yang interaktif. Jika pada museum/galeri seni umumnya memiliki lukisan yang stagnan pada sebuah kanvas, pada tempat ini kita dapat perpaduan warna dan bercak/pola yang terus berubah-ubah setiap detiknya. Tempat ini dibagi menjadi beberapa bagian ruangan, dan setiap ruangan memiliki keunikan masing masing.

Yang pertama, ada ruangan bertema “Nature”. Menggunakan tembok sebagai kanvas, proyektor yang berada di atas ruangan memancarkan digital image flora dan fauna. Ada beberapa hal yang dapat “dijepret” pada ruangan ini, ada section butterflies, leaves, dan yang paling besar flowers. Kita akan dibuat seolah-olah masuk dalam dunia tersebut dan menjadi bagian di dalamnya. Jika tanaman atau binatang disentuh, ia akan bereaksi sesuai sentuhan kita, sungguh interaktif. Bagi pengguna instagram, tempat ini cocok untuk mengisi feedsmasing-masing. Tetapi bagi saya, lebih cocok lagi jika di-videokan untuk dimasukkan story. 

Biasanya, galeri pasti terasa sepi untuk menjaga ketertiban. Tapi disini ada audio ombak dan air terjun. Ruangannya terasa dingin, gelap, dan bikin tenang bangeettt, pasti betah deh kalo kesini!

ArtScience Museum: Sanctuary

ArtScience Museum: Sanctuary

Next, ada ruangan yang bertema “Town”. Menurut saya, ruangan ini paling cocok dengan anak-anak (tapi orang dewasa mungkin juga cocok HEHE). Disini kita dapat membangun jaringan transportasi sesuai keinginan. Balok dengan ukuran dan warna yang berbeda digunakan untuk mendesain jalanan di darat (rel kereta/jalan biasa) maupun air (sungai). Lalu, infrastruktur tersebut dapat dijadikan lebih ‘hidup’ dengan menambahkan kendaraan seperti mobil maupun helikopter.

Balok-balok tersebut akan diproyeksikan diatas meja, dan hasilnya akan terlihat seperti sebuah perkotaan. Di ruang ini juga ada “Sketch Town Scanners”, dimana pengunjung dapat mewarnai gambar yang telah disediakan di sebuah kertas. Akan ada mesin yang digunakan untuk meng-scan hasil tersebut, dan gambar yang telah diwarnai tadi akan ditampilkan pada sebuah layar besar. Salah satu spot foto di ruangan ini berada pada area “Media Block Chair” dimana balok-balok berukuran besar dapat di bongkar pasang dan berubah warna sesuai keinginan kita.

Ruangan ke-3 kali ini bertema “Sanctuary”. Pada ruangan ini, tema yang diambil lebih abstrak ketimbang ruangan lain untuk menunjukkan kesan ketenangan. Awalnya saya kurang paham dengan ruangan ini, tetapi dijelaskan oleh salah satu staff bahwa maksud dari ruangan ini adalah untuk menunjukkan siklus kehidupan yang akan selalu berulang dan warna yang digunakan untuk menunjukkan hal ini kebanyakan hitam dan putih. Hal lain yang ingin ditunjukkan adalah bahwa kehadiran manusia dan alam itu tidak permanen, hanya waktu dan ruang sajalah yang sifatnya permanen.

ArtScience Museum: Portrait dari dunia kristal pada ruangan “Space”

ArtScience Museum: Portrait dari dunia kristal pada ruangan “Space”

Berikutnya, ada ruangan yang bertema “Park”. Disini, teknologi yang digunakan kurang lebih sama dengan ruangan “Town”, dimana ruangan ini dibuat area yang bernama “Light Ball Orchestra”. Jika satu bola disentuh, maka bola yang berada di sekitarnya juga akan berubah warna, menghasilkan seperti efek yang seperti ombak. Kita dapat bereksperimen membuat musik sendiri karena setiap bola memiliki suara yang berbeda jika ditekan.

Ruangan terakhir dan yang paling ditunggu-tunggu ini memiliki nama “Space”. Dari semua ruangan yang ada, tempat ini paling instagramabledan diburu para hunter foto. Disini kita seperti masuk kedalam dunia kristal, dan pola serta warnanya dapat di-setting sedemikian rupa menggunakan smartphone yang di-instalasi pada area tersebut. Kata salah satu staffnya, ada 170 ribu lampu LED yang dipasang untuk memberi kesan bintang-bintang yang terus bergerak di luar angkasa.

All in all, disini saya belajar bahwa seni dan teknologi dapat digabungkan dan digunakan bersama pada dunia hiburan. Di Surabaya, galeri indoor yang memadukan seni dengan teknologi masih belum ada, dan setidaknya dengan menghampiri tempat ini saya mendapatkan inspirasi untuk terus mengeksplor kegunaan teknologi dengan lebih dalam lagi.

 

written by: Felix Kylie (IMT ’16)

edited by: SEW 20190404