Apa itu Socio-Technopreneur?

Apa sih Socio-Technopreneur? mengapa anak muda Indonesia ini mau meluangkan waktu dan tenaga mereka untuk menjadi terlibat sebagai Socio Technopreneur?

Socio-Technopreneurs merupakan mereka yang memiliki usaha yang memanfaatkan inovasi teknologi dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Bisnis yang mereka jalankan merupakan solusi dari berbagai permasalahan yang ada di masyarakat, dan memiliki ciri-ciri dengan dampak sosial.

Salah satu contoh fenomenal adalah Gojek, salah satu contoh sukses dari pemanfataan teknologi informasi yang tidak hanya menawarkan solusi transportasi namun juga membuka peluang kerja yang baru. Peluang kerja yang merupakan harapan baru bagi sebagian pekerjanya. Manfaat kehadiran Gojek tidak hanya dirasakan bagi para riders atau pengemudi Gojek, namun juga masyarakat pada umumnya yang membutuhkan sarana transportasi yang terjangkau dan mudah didapat.

Pemerintah sendiri telah merasakan kebutuhan akan berbagai solusi teknologi informasi yang dikembangkan oleh anak-anak muda bangsa. Setiap tahun, pemerintah mentargetkan lahirnya setidaknya 200 Socio-Technopreneurs baru

[1]. Salah satu upaya yang dikerjakan pemerintah adalah berupa regulasi atau dorongan agar industri dapat bekerjasama dengan para startup di bidang ini. Salah satunya adalah dengan menyediakan co-working space.

Talkshow Meet the Technopreneurs 1: Socio-Technopreneur

Pada tanggal 28 Maret 2016 ini Program Studi Teknik Informatika, baik program Information & Multimedia Technology (IMT) maupun program Management Information System (MIS), mengadakan sebuah acara yang disebut dengan Meet the Technopreneurs. Acara yang merupakan salah satu bagian dari mata kuliah Technopreneurship 1 ini dilaksanakan dengan menghadirkan 3 orang narasumber di bidang Socio-Technopreneurships.

Tiga narasumber tersebut adalah Rubby Emir – CEO Kerjabilitas, Leonika Sari – CEO Reblood, dan Fadli Wilihandarwo – CEO Pasienia. Ketiga adalah anak bangsa yang peduli dengan permasalahan pada masyarakat dan berupaya mendirikan startup di bidang teknologi. Mereka telah mendapatkan perhatian yang luas dari masyarakat dan telah meraih berbagai penghargaan.

Reblood merupakan sebuah aplikasi berbasis Android dan situs web yang berupaya untuk membantu masyarakat dalam menyumbangkan darahnya maupun membantu masyarakat yang membutuhkan darah. Melalui aplikasi yang dikembangkan oleh Leonika Sari ini, masyarakat tidak saja mendapatkan informasi mengenai berbagai acara donor darah, namun juga mendapatkan edukasi. Menurut Leo – panggilan akrabnya – banyak masyarakat yang sebenarnya memiliki jiwa sosial dan ingin menyumbangkan darahnya. Namun seringkali karena ketidaktahuannya, akhirnya berujung gagalnya pendonor untuk dapat menyumbangkan darahnya pada saat dilakukan proses screening oleh petugas PMI. Melalui Reblood, diharapkan masyarakat juga mendapatkan informasi mengenai ketentuan dan tips agar pada saat ingin mendonorkan darahnya, dapat diterima dengan baik oleh PMI (Palang Merah Indonesia).

Leonika Sari, CEO Reblood, seorang Socio-Technopreneur untuk membantu masyarakat akan kebutuhan darah

Leonika Sari, CEO Reblood, seorang Socio-Technopreneur untuk membantu masyarakat akan kebutuhan darah

Pembicara kedua adalah Fadli Wilihandarwo yang memiliki background di bidang kedokteran. Berangkat dari hasil pengamatan dan pengalamannya dalam mendampingi pasien kanker, dikembangkanlah sebuah situs web dan aplikasi yang diberi nama Pasienia. Aplikasi ini merupakan salah satu solusi agar para penyandang sakit, utamanya pasien penyakit kronis, dapat saling menguatkan dan memberikan semangat. Fadli mengatakan, sekedar ucapan untuk saling memberikan semangat akan dapat memberikan kekuatan baru bagi pasien dalam memerangi penyakitnya, bahkan mungkin kesembuhan.

Fadli Wilihandarwo, CEO Pasienia berbagi pengalaman menemani orang sakit

Fadli Wilihandarwo, CEO Pasienia berbagi pengalaman menemani orang sakit

Kerjabilitas merupakan sebuah platform untuk pencarian kerja. Tidak seperti platform yang telah ada sebelumnya, Kerjabilitas memfokuskan penggunanya adalah penyandang disabilitas, atau orang yang memiliki keterbatasan. Rubby Emir mengatakan, pengembangan platform ini merupakan salah satu bentuk keprihatinannya akan padangan masyarakat terhadap penyandang disabilitas yang dianggap tidak dapat bekerja. Melalui situs web dan aplikasi Android ini, penyandang disabilitas akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang layak di sektor formal.

Rubby Emir, CEO Kerjabilitas menyampaikan gagasannya

Rubby Emir, CEO Kerjabilitas menyampaikan gagasannya

Antusiasme Mahasiswa Program IMT dan MIS

Socio-Technopreneur: Kerjabilitas, Reblood, dan Pasienia beserta seluruh Peserta

Socio-Technopreneur: Kerjabilitas, Reblood, dan Pasienia beserta seluruh Peserta

Pada talkshow yang dipandu oleh David Boy Tonara selalu moderator dan sekaligus sebagai dosen mata-kuliah Technopreneurship 1 ini, mahasiswa dari berbagai angkatan tampak begitu antusias. Berbagai pertanyaan baik dari sisi sosial maupun teknis mereka lontarkan. Semoga berbagai informasi yang mereka dapatkan hari ini dapat mendorong mereka untuk dapat segera mengembangkan talenta mereka dalam mengupayakan berbagai solusi dari permasalahan yang terdapat di masyarakat.

Salam Entrepreneur!

CEO Kerjabilitas, Reblood, dan Pasienia beserta Panitia di akhir acara

CEO Kerjabilitas, Reblood, dan Pasienia beserta Panitia di akhir acara

written by:
20160328 SEW

References